Pertimbangkan bagi yang baru akan menggunakan aplikasi eRapor, harus lebih banyak literasi terlebih dahulu. Baik dengan cara membaca buku petunjuk dan menyimak di grup terkait masalah erapor. Karena siapa tahu nantinya akan mengalami masalah yang sama.
Jika sudah punya modal keyakinan maka perlu dikomunikasikan dengan KS dan rekan-rekan guru mengenai kesiapan guru dengan memberi pemahaman yang sederhana dan ketersediaan jaringan komputer/wifi. Mungkin akan ada penolakan dari beberapa guru, semuanya diserahkan kepada KS sebagai manajer sekolah. Mau diterapkan atau tetap menggunakan aplikasi rapor excel seperti biasa (nilai jadi dan cenderung guru memberi nilai asal-asalan).
Saya tidak menganjurkan pakai aplikasi eRapor bagi rekan operator yang akan menjadi admin erapor kalau dengan penerapan aplikasi eRapor justru akan dianggap beban lebih berat sementara tambahan insentif tidak ada. Karena bug pastilah dapat terjadi jika ada prosedur yang kurang benar, jadi harus ekstra sabar dan mungkin akan sering bertanya.
Bagi rekan yang suka ngoprek tentulah hal yang menyenangkan karena bisa mengeksplor berbagai fitur yang tidak tersedia di aplikasi. Misalnya bagaimana menambah guru atau wali kelas yang belum masuk Dapodik.
Dan saat ini admin e-rapor sebenarnya sudah mengembangkan aplikasi pembantu eRapor yang diberi nama eRapor All-In-One Tools yang mampu menghandel aplikasi e-Rapor SD/SMP/SMA/SMK. Sehingga guru cukup mengisi nilai melalui template excel, selebihnya semuanya dikerjakan secara otomatis oleh sistem sampai siap cetak Rapor. Sampai saat ini belum dapat dishare karena sampai hari ini admin masih tahapan proses membuat buku panduannya 😁